Kamis, 29 Maret 2012

PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK

Pengertian Kelompok
Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan
dibentuk bersama berdasarkan pada interest atau tujuan yang sama.
Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok
terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang diadopsinya.
Perilaku kolektif merupakan tindakan seseorang oleh karena pada
saat yang sama berada pada tempat dan berperilaku yang sama
pula.
Jenis-Jenis Kelompok
Secara umum kelompok diartikan sebagai kumpulan orang-orang,
sementara sosiolog melihat kelompok sebagai dua atau lebih orang
yang mengembangkan perasaan kebersatuan dan yang terikat
bersama-sama oleh pola interaksi sosial yang relatif stabil. Terdapat
sejumlah kriteria yang mencirikan apakah sekumpulan orang bisa
disebut sebagai kelompok atau tidak, tetapi pada dasarnya terdapat
dua karakteristik pokok dari kelompok, yaitu
a. Adanya interaksi yang terpola dan
b. Adanya kesadaran akan identitas bersama.
Terdapat berbagai macam jenis kelompok. Bierstedt
mengklasifikasikan kelompok ke dalam kelompok statistik, kelompok
kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.
Sedangkan Emille Durkheim membaginya dalam kelompok yang
didasarkan pada solidaritas mekanik dan kelompok yang didasarkan
pada solidaritas organik. Ferdinand Tonnies mengklasifikasikannya
menjadi gemeinschaft dan gesselschaft. C.H. Cooley membagi
kelompok ke dalam kelompok primer dan kelompok sekunder.
Sementara W.G. Sumner mengklasifikannya ke dalam in-group dan
out-group. K. Merton menguraikan tentang kelompok acuan.
Sementara itu jenis kelompok lainnya adalah kelompok sukarelanonsukarela,
kelompok vertikal-horisontal, kelompok terbuka-tertutup,
serta kelompok mayoritas-minoritas
Hubungan Antar Kelompok
Hubungan antar kelompok adalah interaksi sosial antara dua
kelompok atau lebih. Kelompok yang saling berhubungan ini
diklasifikasikan berdasarkan kriteria fisiologis dan kebudayaan.
Hubungan antar kelompok bukanlah hubungan yang tiba-tiba
terbentuk. Hubungan ini merupakan akumulasi dari serangkaian
hubungan-hubungan sosial yang ada. Hubungan ini mengandung
sejumlah dimensi, antara lain dimensi sejarah, sikap, perilaku,
gerakan sosial, dan institusi. Di samping itu terdapat pula sejumlah
faktor yang mempengaruhi terbentuknya hubungan antar kelompok
ini, yaitu rasialis, etnisitas, seksisme, dan ageisme.
Pentingnya bergabung dalam kelompok
Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama,
untuk mencapai tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak
tercapai. Kedua, dalam kelompok seseorang dapat terpuaskan
kebutuhannya dan mendapatkan reward sosial seperti rasa bangga,
rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb. Besarnya anggota kelompok
akan mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuatnya.
Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok akan efektif
bila anggota kelompoknya 5-10 orang. Kohesivitas kelompok
merupakan derajat dimana anggota kelompok saling menyukai,
memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran
anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan dengan
produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas
kelompok ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan
untuk selalu konfirm terhadap norma kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok
1. Komposisi kelompok.
Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi
kelompok :
a. Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar
informasi
b. Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas
dapat dibagi
c. Komunikasi dan status struktur; biasanya yang posisinya
tertinggi paling mendominasi dalam kelompok.
d. Ukuran kelompok; semakin besar kelompok semakin menyebar
opini, konsekuensinya adalah semakin lemah partisipasi
individu dalam kelompok tersebut.
2. Kesamaan anggota kelompok
3. Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota
kelompok sama satu dengan yang lain.
4. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok. Seringkali
keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan
keputusan individu. Hal itu disebabkan karena adanya
perbadingan sosial. Tidak semua orang berada di atas rata-rata.
Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputsan
Manajemen Konflik
Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih
anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber
daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka
mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan antara konflik dengan persaingan (kompetisi) terletak
pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam
pencapaian tujuan. Kompetisi terjadi apabila tujuan kedua pihak tidak
sesuai, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling menggangu.
Sebagai contoh dua bagian pemasaran komputer yang saling
bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebut
siapakah yang pertama-tama mencapai atau memenuhi kuota
penjualan yang paling banyak. Jika dalam hal ini tidak ada
kemungkinan untuk mencampuri usaha pihak lain dalam mencapai
tujuannya, maka terjadilah kompetisi, akan tetapi apabila ada
kemungkinan untuk mencampuri itu dan memang dilakukan,
terjadilah konflik.
Jenis-Jenis Konflik
1. Konflik didalam individu
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap
pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai
permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama.
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan
kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok.
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi
tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok
kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena
melanggar norma-norma kelompok
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok5. Konflik antar organisasi
Metode-Metode pengelolaan konflik
1. Metode stimulasi konflik
Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan,
karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana
konflik terlalu rendah.rintangan semacam itu harus diatasi oleh
manajer untuk merangsang konflik yang produktif.
Metode stimulasi konflik meliputi :
a. Pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok
b. Penyusunan kembali organisasi
c. Penawaran bonus,pembayaran insentif dan penghargaan untuk
mendorong persaingan
d. Pemilihan manajer-manajer yang tepat dan
e. Perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
2. Metode pengurangan konflik
Metode ini mengurangi permusuhan (antagonis) yang ditimbulkan
oleh konflik, dengan mengelola tingkat konflik melalui
“pendinginan suasana”, akan tetapi tidak berurusan dengan
masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.
Metode pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan
persaingan dengan tujuan yang lebih bias diterima, kedua
kelompok, metode kedua mempersatukan kelompok tersebut
untuk menghadapi “ancaman” atau “musuh” yang sama.
3. Metode penyelesaian konflik
Metode ini dipusatkan pada tindakan para manajer yang dapat
secara langsung mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan.
Ada 3 metode yang sering digunakan yaitu:
1. Dominasi dan penekanan:
Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara :
1. Kekerasan (forcing) yang bersifat penekanan otokratik
2. Penenangan (smoolling) yaitu cara yang lebih diplomatis
3. Penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk
mengambil posisi yang tegas
4. Penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba
untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan
melakukan pemungutan suara (voting) melalui prosedur yang
adil.
2. Kompromi (Compromise)
Manajer mencari jalan keluar yang dapat diterima oleh pihakpihak
yang saling berselisih untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi. Keputusan dicapai melalui kompromi bukannya
membiarkan pihak-pihak yang berkonflik merasa tenggelam
dalam frustasi dan bermusuhan, akan tetapi kompromi
merupakan metode yang lemah untuk menyelesaikan konflik,
karena biasanya tidak menghasilkan penyelesaian yang dapat
membantu untuk tercapainya tujuan organisasi.
Bentuk- bentuk kompromi meliputi :
pemisahan (separation), dimana pihak-pihak yang sedang
bertentangan dipisahkan sampai mereka menyetujui;
arbitrasi (perwasitan), dimana pihak-pihak yang berkonflik tunduk
kepada pihak ketiga;
kembali keperaturan yang berlaku, penyelesaian berpedoman
kepada peraturan (resort to rules) dimana kemacetan
dikembalikan pada ketentuan yang tertulis yang berlaku dan
membiarkan peraturan memutuskan penyelesaian konflik;
penyuapan (bribing), dimana salah satu pihak menerima
beberapa konpensasi sebagai imbalan untuk mengakhiri konflik.
Metode Penyelesaian Konflik Secara Menyeluruh
Terdapat tiga metode untuk menyelesaikan konflik, yaitu :
1. Konsensus, dimana pihak-pihak mengadakan pertemuan untuk
mencari pemecahan-pemecahan masalah yang terbaik, bukan
mencari kemenangan bagi masing-masing pihak.
2. Metode Konfrontasi, dimana pihak-pihak yang saling berhadapan
menyatakan pandangannya secara langsung satu sama lain,
dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan semua
pihak untuk mendahulukan kepentingan bersama, kerap kali
dapat ditemukan penyelesaiaan yang rasional.
3. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi,dapat juga menjadi
metode penyelesaian konflik bila tujuan tersebut disetujui
bersama.
Konflik Struktural
1. Konflik Hirarki
Konflik yang terjadi di berbagai tingkatan organisasi, contohnya
konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah,
konflik antar manajer dengan karyawan.
2. Konflik Fungsional
Konflik yang terjadi antara departemen fungsional organisasi,
contohnya konflik antar bagian produksi dengan bagian
pemasaran, bagian personalia dengan bagian produksi dan
sebagainya.
3. Konflik Lini Staf
Konflik yang terjadi antar lini dengan staf, karena ada perbedaanperbedaan
diantara keduanya
4. Konflik Formal Informasi
Konflik yang terjadi antara organisasi formal dan informal.

Selasa, 20 Maret 2012

Rangkuman Seputar Perilaku Keorganisasian

Study Tentang Organisasi

Arti Istilah Organisasi
1. Organisasi Menurut Stoner “Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.”
2. Organisasi Menurut James D. Mooney “Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.”
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard “Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.”
Pengertian / Definisi Organisasi Formal dan Organisasi Informal
1. Organisasi Formal
adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh: Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain. Perilaku organisasi juga dikenal sebaagai Studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari orgailmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait nisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi industri serta perilaku organisasi. Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan. Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi. Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:
• Chester Barnard
• Henri Fayol
• Mary Parker Follett
• Frederick Herzberg
• Abraham Maslow David McClelland
• Victor Vroom
Perang Dunia II menghasilkan pergeseran lebih lanjut dari bidang ini, ketika penemuan logistik besar-besaran dan penelitian operasi menyebabkan munculnya minat yang baru terhadap sistem dan pendekatan rasionalistik terhadap studi organisasi. Pada tahun 1960-an dan 1970-an, bidang ini sangat dipengaruhi oleh psikologi sosial dan tekanan dalam studi akademiknya dipusatkan pada penelitian kuantitatif. Sejak tahun 1980an, penjelasan-penjelasan budaya tentang organisasi dan perubahan menjadi bagian yang penting dari studi ini. Metode-metode kualitatif dalam studi ini menjadi makin diterima, dengan memanfaatkan pendekatan-pendekatan dari antropologi, psikologi dan sosiologi. Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula. Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis.
Organisasi (Yunani: ὄργανον, organon – alat) adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam penggunaan sehari-hari maupun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. Dalam ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari oleh periset dari berbagai bidang ilmu, terutama sosiologi, ekonomi, ilmu politik, psikologi, dan manajemen. Kajian mengenai organisasi sering disebut studi organisasi (organizational studies), perilaku organisasi (organizational behaviour), atau analisa organisasi (organization analysis). Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cukup sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Teori ERG
Teori ERG (Existence Relatedness Growth ) oleh Alderfer menyatakan bahwa individu termotivasi berperilaku untuk memuaskan satu dari tiga kelompok kebutuhan.(Gibson, Ivanchvich Donnelly,Organisasi, Edisi kedelapan). Ketiga kelompok kebutuhan itu adalah:
1) Kebutuhan pertumbuhan
2) Kebutuhan keterkaitan
3) Kebutuhan Eksistensi
Teori ERG mengasumsikan bahwa Individu yang gagal memuaskan kebutuhan pertumbuhan menjadi frustasi, mundur, dan memfokuskan kembali perhatian pada kebutuan yang ebih rendah. Motivasi ini diukur dengan cara membuat skala pelaporan diri yang digunakan untuk menilai tiga kategori kebutuhan.
Pengertian Perilaku
Dalam Robbins, S.P (1993). Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan. Dengan perkataan lain, perilaku kita pada umunya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan spesifik tersebut tidak selalu diketahui secara sadar oleh individu yang bersangkutan. Ada kalanya kita bertanya: “mengapa saya melakukan itu?“ Sigmund Freud adalah orang pertama yang memahami pentingnya motivasi dibawah sadar (Subconcious Motivation). Ia beranggapan bahwa manusia tidak selalu menyadari tentang segala sesuatu yang diinginkan mereka hingga sebagian besar perilaku mereka dipenuhi oleh kebutuhan-kebutuhan dibawah sadar. Maka oleh karenanya, sering kali hanya sebagian kecil dari motivasi jelas terlihat atau disadari oleh orang yang bersangkutan. Guna dapat meramalkan perilaku, kita perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan apa pada manusia yang menyebabkan timbulnya tindakan-tindakan tertentu pada waktu tertentu.
Penerapan Pemahaman Motivasi Terhadap Perilaku
Salah satu determinan perilaku adalah motivasi. Menurut Gibson (1995) Istilah motivasi berhubungan dengan ide, gerakan dan apabila kita menyatakannya secara amat sederhana, maka merupakan sesuatu hal yang “mendorong “ atau menggerakkan kita untuk berperilaku dengan cara tertentu. Hal itulah yang merangsang seseorang untuk maju dan mendorong kearah tujuan. Pelaksanaan pekerjaan merupakan perilaku organisatoris yang dipilih seseorang guna mencapai tujuan-tujuan pribadinya, yakni tujuan yang dianggapnya penting untuk bergerak maju. Jadi, seseorang yang mementingkan hasil pekerjaan merupakan seseorang yang mementingkan motivasi. Ia akan memanfaatkan antara hubungan pribadinya dan kekuasaannya atas lingkungan kerja sebagai alat motivasional.
Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi (Stephen P. Robbins, Perilaku organisasi Jilid 1:7).
Perilaku Organisasi mempunyai faktor kunci untuk diramalkan. Faktor tersebut adalah
1. Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.
2. Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3. Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4. Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis. Perilaku dalam berorganisasi Berjuta karyawan kehilangan pekerjaan karena penciutan organisasi. Pada saat yang bersamaan banyak organisasi mengeluh tidak dapat menemukan orang untuk mengisi lowongan kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan, Bagaimana saudara menerangkan dua hal tersebut yang terlihat saling bertentangan? Perilaku organisasi merupakan suatu bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.Apa yang dipelajari, yaitu bagaimana perilaku: Perorangan (individu) Kelompok Struktur.
Sejarah perilaku dimulai dari pengamatan, kita adalah mahasiswa perilaku sejak tahun-tahun terdini, kita telah mengamati tindakan orang lain dan telah mencoba untuk menafsirkan apa yang kita lihat, pernahkan itu difikirkan?
- Kita telah membaca orang hampir sepanjang hidup
- Kita melihat apa yang dilakukan orang lain dan mencoba menjelaskan pada diri anda sendiri mengapa mereka berprilaku demikian
- Kitapun terkadang meramalkan apa yang akan dilakukan pada kondisi yang berbeda. Terdapat generalisasi perilaku secara umum dengan pertanyaan bahwa kebanyakkan dari kita menganut sejumlah keyakinan yang sering tidak bias menjelaskan mengapa orang melakukan apa yang mereka lakukan.
Tantangan Dan Peluang OB (Organisational Behavior)
Tantangan yang ada menyangkut, usia yang bertambah, rumitnya bisnis, sedangkan peluang yang ada menyangkut laju pertumbuhan inovasi , tantangan dan peluang ini masih ditambah lagi dengan:
- Keanekaragaman angkatan kerja meningkatnya heterogenitas organisasi dengan masuknya kelompok-kelompok yang berbeda
- Kearah memperbaiki kualitas dan produktivitas dengan cara TQM (Total quality Management) yang merupakan filsafat manajemen yang didorong oleh pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan lewat perbaikan sinambung atas semua proses organisasi.
- TQM memiliki implikasi karena menuntut para karyawan untuk memikirkan ulang apa yang mereka lakukan dan menjadi lebih terlibat dalam keputusan-keputusan ditempat kerjanya. Rekayasa Ulang dapat membantu untuk empertimbangkan keml\bali bagaiman pekerjaan bias dilakukan dan organisasi distruksikan seandainya kerja dan organisasi ini akan diciptakan dari nol.
- Memperbaiki ketrampilan menangani orang.
- Dari manajemen kontrol ke pemberian kekuasaan “Empowerment” menempatkan karyawan, dalam tanggung jawab mengenai apa yang mereka kerjakan.
- Dari kemantapan ke keluwesan
- Memperbaiki Perilaku etis dilema etis dimana situasi seseorang dituntut untuk menetapkan tingkah laku yang benar ataupun yang salah.


Perilaku Individu  & Pengaruhnaya Terhadap Organisasi.

Perilaku individu akan memotivasi seseorang untuk memenuhi tingkaat kebutuhan individu yang tertinggi, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri. Kebutuhan ini untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan memaksimumkan pemanfaatan kemampuan, keahlian, dan potensi seseorang secara penuh. Akan tetapi, sebuah organisasi tidak dapat melepaskan begitu saja dari kebutuhan dasar manusia.
Proses untuk memenuhi kebutuhan perwujudan diri dilakukan dengan mengefektifkan kinerja sehingga tercapai sebuah prestasi yang tinggi.

Apabila seorang karyawan dapat memotivasi dirinya untuk memaksimalkan potensi tersebut dan merancang strategi untuk mencapai efektivitas kinerja secara pribadi, tentunya dia akan mengefektivitaskan kelompok dan mengarah kepada efektivitas organisasi.
Sebuah organisasi besar yang dapat dikatakan sukses dalam menjalankan sebuah proses produksi dan jasa, tentunya tidak lepas dari kepiawaian dari manajer atau pimpinan puncak yang mendesain organisasi tersebut ke arah sebuah keefektifan kinerja denga mempertimbangkan unsur – unsur dan potensi- potensi yang dimiliki oleh individu – individu tersebut.

Kesimpulanya:Manusia dimanapun selalu mendapat kedudukan tertinggi di setiap lini kehidupannya. Demikian pula dalam keorganisasian dan bekerja. Oleh karena itu, manuisa selalu menjadi motor penggerak dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan baik yang sangat dasar sampai pada tingkat tertinggi yaitu aktualisasi diri. Dalam kaitannya dengan peran manusia dalam bekerja dan berkumpul dengan orang lain, manusia membutuhkan efektivitas dalam kinerjanya dengan mengedepankan perilakunya dalam organisasi tersebut.
Maka dapat dikatakan bahwa manusia yang efektif adalah manusia yang memberikan kontribusi keefektifan dalam organisasinya.

Perilaku Kelompok & Interpersonal

PENGERTIAN PERILAKU KELOMPOK
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau
lebih individu yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling
bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk
jangka panjang dan pertumbuhan diri.

STRUKTUR KELOMPOK
Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku
anggota kelompok tersebut. Ada beberapa variabel struktur
kelompok, yaitu:
a. Kepemimpinan Formal
Pemimpin formal harus selalu ada dalam setiap kelompok,
seperti: manager, Kepala Satuan Tugas, atau Ketua Komite.

b. Peran
Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu.
Kelompok-kelompok memberlakukan persyaratan peran berlainan
ke individu, seperti :
1) Identitas Peran
Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang konsisten dengan
peran dan menciptakan identitas peran.
2) Persepsi Peran
Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang
seharusnya bertindak dalam situasi tertentu.
3) Pengaharapan Peran
Pengharapan peran adalah bagaimana orang lain menyakini
apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu.
4) Konflik Peran
Hal ini terjadi jika individu dihadapkan kepada pengaharapan
peran yang berlainan. Misalnya patuh kepada tuntutan satu
peran yang menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan
peran lain.
Setiap anggota kelompok memainkan suatu peran; konsisten
dengan perannya atau sebaliknya. Bisa jadi bertemu dengan
konflik dan tuntutan hasil dengan peran itu dari organisasinya.

c. Norma
Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik
dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam
kelompok tersebut. Norma digunakan untuk mempengaruhi
perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan berbeda
dengan kelompok lain. Norma bersifat informal walaupu ada yang
formal, yaitu yang ditulis dalam buku petunjuk organisasi.

d. Status
Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang
diberikan kepada kelompok atau anggota oleh orang lain. Status
ada yang formal dan informal. Status mempengaruhi kekuatan
norma dan tekanan di dalam kelompok.
1) Status dan norma
Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap
kekuatan norma dan tekanan untuk penyesuaian. Misalnya
anggota berstatus tinggi pada kelompok sering diberi lebih
banyak kebebasan untuk menyimpang dari norma
dibandingkan anggota kelompok yang lain.
2) Kesetaraan Status
Penting bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa
hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan adanya
kesetaraan terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam
berbagai jenis perilaku korektif.
3) Status dan Budaya
Perbedaan budaya akan mempengaruhi status, oleh sebab itu
penting adanya status yang bervariasi di antara berbagai
budaya.
4) Ukuran
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan
kelompok tetapi efeknya tergantung pada variabel yang
diperhatikan.

e. Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari
beranekaragaman keterampilan dan pengetahuan (heterogen)
akan lebih efektif dibanding kelompok yang anggotanya
homogeny.

f. Kepaduan
Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu
sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi
untuk di dalam kelompok. Kepaduan itu akan membuat hubungan
kelompok menjadi produktif.

PROSES KELOMPOK
Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak
jelas karena ada individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil
yang diperoleh oleh kelompok maksimal tetapi ada juga individu yang
menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari pada masukan (input).
1. Sinergi
Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang
menghasilkan dampak atau efek yang berbeda dari penjumlahan
masing-masing substansi itu. Seperti : kemalasan sosial
memperlihatkan sinergi yang negative.
2. Efek Fasilitas Sosial
Efek fasilitas sosial mengacu pada kecenderungan membaik atau
memburuknya kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.
Perilaku Kelompok dan Interpersonal Lista Kuspriatni
Perilaku Keorganisasian 9

PENGERTIAN INTERPERSONAL

Komunikasi interpersonal adalah
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau
biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera
(Effendy,2003, p. 30).
Komunikasi interpersonal adalah
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang
hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,
guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal
adalah
komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,
komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada
saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti
apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya.
Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya (Sunarto, 2003, p. 13).

FUNGSI INTERPERSONAL
Fungsi Komunikasi interpersonal sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan respon/ umpan balik.
2. Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan
balik.
3. Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita
dapat melakukan modifikasi perilaku orang lain dengan cara
persuasi.
Seringkali komunikan tidak saling memahami maksud pesan atau
informasi dari lawan bicaranya. Hal ini disebabkan beberapa masalah
antara:
1. Komunikator
a. Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
b. Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang gugup.
c. Hambatan gender, misalnya perempuan tidak bersedia terbuka
terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
2. Media
a. Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi komunikasi
(microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
b. Hambatan geografis, misalnya blank spot pada daerah tertentu
sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
c. Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa yang
digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis
mari” versi orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah
sembuh dari sakit sedangkan versi orang Jawa Timur diartikan
sudah selesai mengerjakan sesuatu.
d. Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang
mempengaruhi proses komunikasi.
3. Komunikate
a. Hambatan biologis, misalnya komunikate yang tuli.
b. Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang tidak
berkonsentrasi dengan pembicaraan.
c. Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan tersipu
malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang
lelaki.

CIRI-CIRI INTERPERSONAL
1. Pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan
secara spontan baik secara verbal maupun non verbal.
2. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para perserta
komunikasi.
3. Kedekatan hubungan pihak-pihak komunikasi akan tercermin
pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti
sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang
dekat.

Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan,
antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan diri sendiri
b. Menemukan dunia luar
c. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
d. Berubah sikap dan tingkah laku
e. Untuk bermain dan kesenangan
Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas
umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati
(empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif
(positiveness), dan kesetaraan (equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai
”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang
dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang
orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di
pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut
bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya
3. Sikap mendukung (supportiveness)
4. Sikap positif (positiveness)
5. Kesetaraan (Equality)



komunikasi antar komunikator dengan komunikan,
komunikasi antara orangorang
proses pertukaran informasi

Minggu, 11 Maret 2012

Seberapa Pentingkah Mata Kuliah Penidikan Kewarganegaraan Bagi Mahasiswa

I.pendahuluan

Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan kehidupan generasi penerusnya.Selaku warga masyarakat,warga bangsa dan negara,secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi hari depan mereka yang selalu berunah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya,bangsa,negara dan hubungan international,maka pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal yang digambarka sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoksal dan ketidak keterdugaan.
Dalam kehidupan kampus di seluruh perguruan tinggi indonesia,harus dikembangkan menjadi lingkungan ilmiah yang dinamik,berwawasan budaya bangsa,bermoral keagamaan dan berkepribadian indonesia.Untuk pembekalan kepada para mahasiswa di indonesia berkenaan dengan pemupukan nilai-nilai,sikap dan kepribadian,diandalkan kepada pendidikan pancasila,Bela Negara,Ilmu Sosial Dasar,Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Alamiah Dasar sebagai latar aplikasi nilai dalma kehidupan,yang disebut Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).

I.I.Latar Belakanng

1. Perjalanan panjang sejarah Bangsa Indonesia sejak era sebelum dan selama penjajahan ,dilanjutkan era merebut dan mempertahankan kemerdekaan sampai dengan mengisi kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan yang berbeda-beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan kesamaan nilai-nulai kejuangan bangsa yang dilandasi jiwa,tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh setiap warga negara Republik Indonesia.

2. Semangat perjuangan bangsa mengalami pasang surut sesuai dinamika perjalanan kehidupan yang disebabkan antara lain pengaruh globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan IPTEK, khususnya dibidang informasi, Komunikasi dan Transportasi, sehingga dunia menjadi transparan yang seolah-olah menjadi kampung sedunia tanpa mengenal batas negara. Kondisi yang demikian menciptakan struktur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia serta mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan masyarakat Indonesia.

3. Semangat perjuangan bangsa indonesia dalam mengisi kemerdekaan dan menghadapi globalisasi. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya NKRI.

I.II.Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN sebagai bekal, agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

b. Tujuan
  1. Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas.
  2. Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.
  3. Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan diatasi dengan pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional secara kritis dan betanggung jawab.
II.Isi/Pembahasan

Terdapat dalam uu.no2 tahun 1989 tentang sisdiknas,isi kurikulm yang terdapat dalam setiap jalur dan jenjang pendidikan harus memuat pendidikan pancasila,pendidikan agama,pendidikan kewarganegaraan.
terdapat dalam SK Dirjen NO.265 (Dikti/KEP) 2000.
"Setiap Mahasiswa program diploma dan sarjana wajib mengikuti pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah umum". 
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku cinta tanah air yang dibangun dari kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri mahasiswa sebagai calon cendekiawan harapan bangsa Indonesia. Sebagai calon cendekiawan, para mahasiswa diharapkan dapat menguasai berbagai bidang ilmu sesuai minat dan kemampuannya masing-masing yang kelak dapat digunakan sebagai sarana pembangunan bangsa. Selain memiliki dasar keilmuan, seorang mahasiswa Indonesia dituntut memiliki kepribadian yang baik dan berwawasan kebangsaan. Oleh karena itu diperlukan pembekalan kepada mahasiswa dalam kaitannya dengan pengembangan nilai, sikap dan kepribadiannya. Selang lulusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan memiliki kompetensi sebagai seorang warga Negara yang sanggup bertindak cerdas dan penuh tanggung jawab dalam berhubungan dengan Negara serta dalam memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan konsep falsafah bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

III.Penutup

III.I.Kesimpulan
Dari pendahuluan dan pembahasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk dipelajari bagi para mahasiswa karena:
1. Memberikan Pembelajaran tentang bentuk NKRI sudah final dan Tujuan nasional didirikannya NKRI, wawasan nasional sehingga mahasiswa mempunyai rasa nasionalisme yang diperlukan bangsa.
2. Memberikan pembelajaran tentang Ketahanan nasional.
3. Memberikan pembelajaran dan wawasan dalam mencari solusi tentang masalah yang ada dinegara Indonesia
4. Memberikan pembelajaran agar mahasiswa dalam menyelesaikan berbagai masalah nasional

III.II.Saran
Saran :Di sarankan agar setiap mahasiswa atau kami - kami ini memiliki rasa nasionalisme dan memiliki pendidikan kewarganegaraan yang baik, serta mendalami hakekat bangsa dan Negara  agar tidak mengalami perpecahan.

Daftar Pustaka:
Catatan saat semester3