Kamis, 12 April 2012

Seorang pemimpin yang berhasil maupun gagal berdasarkan pendekatan perilaku dan ciri khas

Definisi Pemimpin
Seorang pemimpin adalah orang yang spesial dibandingkan dengan orang biasa dipimpin. Sangat jarang orang yang bisa memimpin. Dan lebih jarang lagi yang bisa memimpin dengan konsisten. Bukan karena apa-apa, emang susah jadi pemimpin kayak gitu. Cita-cita saya memang jadi pemimpin diri sendiri, keluarga, lingkungan, negara, insya Allah dunia (Amiin). Rasulullah pernah bersabda, “Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban”, jadi kalau jadi pemimpin jangan tanggung-tanggung. Berikut adalah sedikit pandangan saya sekarang tentang pemimpin.
Jangan lihat seorang pemimpin dari track recordnya. Seorang bisa saja, bisa saja sukses untuk menjadi memimpin sesuatu di masa lalu, tapi tidak ada jaminan dia bisa menjadi pemimpin sukses saat ini atau di masa datang walaupun yang dipimpin adalah hal yang sama. Mengapa saya mengatakan seperti itu? Seorang berhasil memimpin dengan sukses adalah berkat usahanya untuk terus belajar. Setiap detik dan setiap pengalaman yang dialami saat menjadi seorang pemimpin adalah ilmu baru yang harus terus dipelajari dan disikapi. Jadi sudah semestinya bagi seorang pemimpin untuk terus belajar. Yang dipimpin boleh saja sama tetapi percayalah sebenarnya walaupun sedikit pasti ada perubahan karena dunia tidak diam tetapi terus berubah.
Coba kita belajar dari sejarah para pemimpin besar dunia. Ambil contoh yang dekat saja, mulai dari negeri sendiri. Hmm… Masih inget Mr. Soeharto?Terlepas dari apa yang telah dia perbuat, sebenarnya dari dia kita bisa ambil pelajaran. Ketika pertama kali jadi presiden, dia adalah sosok pembelajar yang bisa dibilang hebat lah, buktinya dia adalah revolusioner yang mengubah sistem yang ada (baca: orde lama), menjadi sistem yang lebih baik (baca: orde baru). Yang berarti dia belajar dari kekurangan sistem orde lama dan memperbaiki kekurangan yang ada tersebut dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga terciptalah orde baru.
Memang tidak terlalu sulit menjadi pembelajar hebat, tetapi sangat sulit untuk menjadi pembelajar hebat yang konsisten. Seorang pemimpin yang telah mendapatkan kesuksesan biasanya terbuai, terlena dengan kesuksesannya itu dan menganggap seolah dunia ini berhenti dan mengikuti dirinya, padahal tidak, dunia akan terus berubah, dan seorang pemimpin harus terus belajar untuk menyikapi itu  Balik lagi ke contoh Mr. Soeharto. Kalau menurut saya untuk masa-masa awal beliau adalah seorang pemimpin yang sukses, buktinya Indonesia pada saat masa kepemimpinannya sempat dijuluki “Macan Asia” (sekarang kucing Asia atau kodok Asia :p). Sungguh malang sepertinya Bapak kita itu terlena dan lupa kalau perubahan selalu walaupun sedikit demi sedikit, tapi lama-lama menjadi bukit . Akhirnya terjadi ke-tidakrelevan-an yang besar antara kepemimpinan dan kebijakan-kebijakan beliau dengan kondisi yang ada. Nah kalau sudah begini diperlukan pembelajaran yang sekaligus banyak sekali , dan untuk itu diperlukan revolusi
Buat para pemimpin dan calon pemimpin (Insya Allah saya juga), kalau ada perubahan sebaiknya langsung disikapi aja, daripada nanti numpuk di belakang. Masa setiap kali diperlukan revolusi terus sih….
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan

Ciri Pemimpin yang Baik :
Ada beberapa ciri pemimpin yang baik, yang akan berhasil dalam kepemimpinannya.
Senantiasa bersikap adil dan menjunjung tinggi kebenaran. Begitu pentingnya masalah ini sampai-sampai Rasulullah menyatakan sejamnya keadilan pemimpin jauh lebih baik dibandingkan dengan seribu rakaat shalat sunnah (al-hadits). Pemimpin yang adil, disamping ilmunya para ulama, kepemurahannya kaum kaya, dan doanya kaum dhuafa akan menjadi pilar utama.
Senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat, sehingga masyarakat merasa aman dan terlindungi. Kehidupan menjadi tenteram dan bahagia. Kebijakan yang dikeluarkan pun tidak akan menjadi kebijakan yang merugikan rakyat. Ketika terjadi konflik antara kepentingan rakyat kecil, maka ia akan lebih memilih untuk membela kepentingan rakyat kecil.
Berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah contoh pemimpin yang selalu berpatroli setiap malam, memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang kelaparan. Demikian pula dengan khalifah Umar bin Abdul Azis, yang mampu mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat, hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. Inilah model kepemimpinan yang selalu didambakan kehadirannya oleh seluruh masyarakat kapan dan dimanapun, termasuk Negara yang kita cintai ini. Mudah-mudahan melalui pemimpin yang demikianlah, Indonesia akan menjadi bangsa yang lebih baik dan sejahtera.
Tipe-tipe Kepemimpinan :

1. Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
• kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
• pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
• Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
• menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
• dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya

2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan.

3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.




Ciri-ciri pemimpin berkarakter Sebagai berikut:
1. Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Jujur dengan kekuatan diri dan kelemahan dan usaha untuk memperbaikinya.
2. Pemimipin harusnya berempati terhadap bawahannya secara tulus.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya.
6. Memiliki rasa kehormatan diri dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat " team work ", kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.

1 komentar: